: Hasan Aspahani
di karang mana di lembah mana
kautancapkan paku tebingmu
wahai penyair, sementara angin gunung
tak bersalah melarung sajak-sajakmu
ke kota-kota usang tanpa prasasti
lalu hinggap di ranting-ranting baja
hanyut di sesulur syaraf informatika
beberapa lesat ke ceruk bumi yang jauh
beberapa sesat ke lembar risalah
tapi apatah bedanya
di tebing itu peluhmu jatuh
lalu bergulir di alur karang
sebagian lerap di akar-akar ilalang
sebagian pupus di jejarum pinus
tapi apatah bedanya
di pendakian mana di gunung mana
kaujejakkan paku sepatumu, o penyair
sementara rumputan mencatat kesaksian
dalam gigil, ada yang terbang ke langit
ada yang jatuh ke palung jiwa
tapi apatah bedanya
di puncak sajak mungkin akan kausua
anak-anakmu menggali dengan jemari
”Tunggu sebentar, Bapa, kami sedang menanam
pohon. Buat kau berteduh. Setelah pendakianmu
yang jauh!”
tapi apatah bedanya
kau tetap mendaki jua
Reply