bayang lingga kian panjang saja
di jejak mentari sepanjang dusta
ada yang setia menggaris lingkaran
dan lengan jarum, serupa jam
lalu menyemat carik-carik nota
di papan tempel dinding-dinding kota
mungkin graffiti, suara yang sembunyi
atau kerakap, hasrat melumut dalam dekap
di situ, ibukota waktu
sebatang lingga membatu
di sini, pematang ladang petani
ada yang terpaku, di gardu tunggu
NIna
Jadi seorang penyair memang gampang2 susah. Profesi yang dari dulu ingin saya tekuni, tapi belum terwujud. Puisi diatas mencerminkan kesunyian yang mendalam dan kerinduan yang tak bermuara.
Menunggu kah, dirimu?